- Peringatan Hari KORPRI 2025: Ribuan Instansi di Seluruh Indonesia Gelar Upacara Serentak
- Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Sudah Menjangkau 44 Juta Penerima: Pemerintah Ungkap Capaian Terbaru
- Pencairan TPG TW 4 Tahun 2025 Hanya Dicairkan 2 Bulan di Beberapa Daerah
- Why the “Torenza Flag” Controversy Emerged — And Why It Should Concern Us
- Wacana Redenominasi Rupiah Kembali Mengemuka: Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
- Erick Thohir dan PSSI Bungkam Soal Kapadze
- Kebijakan Pemerintah untuk PNS/ASN di 2026, Purbaya: Ada Peluang Kenaikan Gaji dan Reformasi Sistem Penghasilan
- German Lift Maker Goes Viral After Its Machine Is Used in Louvre Jewelry Heist
- Mystery Woman at JFK Airport Presents Passport from Fictional ‘Torenza’ — But It’s a Viral Hoax
- Gibran Soroti Krisis Kemanusiaan Global di KTT G20: Seruan Tindakan Nyata untuk Perdamaian dan Solidaritas
Pemerintah dan Bank Indonesia sendiri belum mengeluarkan pengumuman resmi, namun kembali menegaskan bahwa setiap kebijakan yang berkaitan dengan mata uang akan mempertimbangkan stabilitas ekonomi nasional serta kesiapan infrastruktur pembayaran.
Meski masih berupa wacana, redenominasi rupiah tetap menjadi topik hangat karena menyangkut uang yang digunakan masyarakat setiap hari. Banyak yang menunggu kejelasan apakah wacana ini akan kembali masuk agenda pemerintah dalam waktu dekat atau masih menunggu kondisi ekonomi yang benar-benar stabil.
Latar Belakang Munculnya Wacana Redenominasi
Wacana redenominasi sebenarnya bukan hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, Bank Indonesia pernah menyampaikan bahwa redenominasi rupiah dapat membantu meningkatkan efisiensi transaksi, memperbaiki sistem pencatatan keuangan, dan memperkuat persepsi stabilitas ekonomi.
Pada 2025, isu ini kembali naik setelah sejumlah analis ekonomi menilai bahwa Indonesia telah memiliki beberapa faktor pendukung:
- Inflasi relatif terkendali.
Stabilitas harga menjadi salah satu prasyarat penting sebelum melakukan penyederhanaan nominal. - Sistem pembayaran digital berkembang pesat.
Masyarakat Indonesia kini semakin terbiasa dengan transaksi digital, e-wallet, QRIS, dan mobile banking. - Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.
Ekonomi Indonesia berada pada jalur pemulihan pasca berbagai tekanan global beberapa tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, redenominasi tetap membutuhkan kesiapan administratif dan sosial yang matang agar tidak menimbulkan gangguan psikologis maupun transaksi sehari-hari.